Blog

Sedang Viral Tentang Mutu Beton Jembatan Tol, Berikut Cara Pengujian Kualitas Mutu Beton

30 May, 2024

Memastikan mutu beton sangat penting dalam konstruksi untuk menjamin kekuatan, daya tahan, dan keamanan struktur. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan untuk mengecek mutu beton:

1. Pengujian Kuat Tekan (Compression Test)

Pengujian kuat tekan adalah metode yang paling umum dan akurat untuk mengecek mutu beton. Ini melibatkan beberapa langkah:

  1. Pengambilan Sampel Beton:

    • Sampel beton diambil dari campuran beton segar selama pengecoran. Sampel ini biasanya diambil dalam bentuk silinder (diameter 15 cm, tinggi 30 cm) atau kubus (15 cm x 15 cm x 15 cm).
    • Sampel harus diambil secara acak untuk memastikan representasi yang akurat dari campuran beton yang digunakan.
  2. Proses Perawatan (Curing):

    • Sampel beton disimpan dalam kondisi lembab selama periode tertentu, biasanya 28 hari, untuk mencapai kekuatan penuh.
    • Proses curing dapat dilakukan dengan merendam sampel dalam air atau menyimpannya dalam ruangan lembab dengan kondisi suhu dan kelembaban terkontrol.
  3. Pengujian Tekan:

    • Setelah masa curing, sampel beton diuji menggunakan mesin tekan hidrolik.
    • Sampel ditempatkan di antara plat tekan mesin dan diberikan tekanan sampai hancur.
    • Kuat tekan diukur dalam satuan megapaskal (MPa) dan merupakan indikator utama mutu beton.

2. Pengujian Slump (Slump Test)

Slump test adalah metode cepat dan sederhana untuk mengevaluasi kekonsistenan dan workability beton segar. Langkah-langkahnya meliputi:

  1. Persiapan Kerucut Abrams:

    • Gunakan alat kerucut Abrams yang memiliki tinggi 30 cm, diameter bawah 20 cm, dan diameter atas 10 cm.
  2. Pengisian Kerucut:

    • Isi kerucut Abrams dengan beton segar dalam tiga lapisan, masing-masing sekitar sepertiga tinggi kerucut.
    • Setiap lapisan ditusuk dengan batang baja sebanyak 25 kali untuk menghilangkan rongga udara dan memadatkan beton.
  3. Pengangkatan Kerucut:

    • Setelah kerucut diisi penuh dan permukaannya diratakan, angkat kerucut secara vertikal perlahan.
    • Biarkan beton mengendap (slump) dan ukur penurunan tinggi (dalam cm) dari puncak beton yang terbentuk dibandingkan dengan tinggi asli kerucut.
  4. Evaluasi Hasil:

    • Slump yang rendah menunjukkan beton yang kaku dan tidak mudah diolah.
    • Slump yang tinggi menunjukkan beton yang lebih cair dan mudah diolah.
    • Nilai slump yang sesuai tergantung pada spesifikasi proyek dan kondisi kerja.

3. Pengujian Kepadatan Beton (Density Test)

Mengukur kepadatan beton dapat membantu menentukan kualitas dan homogenitas campuran beton. Langkah-langkahnya meliputi:

  1. Persiapan Sampel:

    • Ambil sampel beton segar dan tuangkan ke dalam wadah dengan volume yang diketahui.
  2. Pengisian dan Pemadatan:

    • Isi wadah dengan beton dan padatkan menggunakan alat penggetar atau dengan cara manual untuk menghilangkan rongga udara.
  3. Penimbangan:

    • Timbang wadah berisi beton untuk mendapatkan massa total beton.
  4. Perhitungan Kepadatan:

    • Kepadatan beton dihitung dengan membagi massa beton dengan volume wadah.
    • Hasilnya dibandingkan dengan kepadatan teoretis untuk menentukan apakah beton sudah dicampur dengan benar.

4. Pengujian Ultrasonik (Ultrasonic Pulse Velocity Test)

Pengujian ultrasonik digunakan untuk mengukur kecepatan gelombang suara yang melalui beton. Ini adalah metode non-destruktif yang memberikan indikasi tentang kekuatan dan homogenitas beton.

  1. Persiapan Alat:

    • Gunakan alat ultrasonik yang terdiri dari pemancar dan penerima gelombang suara.
  2. Pengujian Beton:

    • Letakkan pemancar dan penerima di dua sisi beton yang akan diuji.
    • Gelombang suara akan dikirim melalui beton, dan waktu tempuh gelombang dari pemancar ke penerima diukur.
  3. Perhitungan Kecepatan:

    • Kecepatan gelombang suara dihitung dengan membagi jarak antara pemancar dan penerima dengan waktu tempuh gelombang.
    • Kecepatan tinggi menunjukkan beton yang padat dan kuat, sedangkan kecepatan rendah dapat menunjukkan adanya kerusakan atau kekurangan dalam beton.

5. Pengujian Hammer Rebound (Schmidt Hammer Test)

Pengujian Hammer Rebound adalah metode non-destruktif lainnya untuk mengecek mutu permukaan beton.

  1. Persiapan Alat Schmidt Hammer:

    • Gunakan Schmidt Hammer yang dikalibrasi.
  2. Pengujian Permukaan Beton:

    • Letakkan Schmidt Hammer di permukaan beton dan tekan sampai mekanisme internal memukul permukaan.
    • Ukur rebound number atau nilai pantulan yang ditunjukkan oleh alat.
  3. Evaluasi Hasil:

    • Nilai rebound yang tinggi menunjukkan permukaan beton yang kuat dan keras, sementara nilai rendah menunjukkan beton yang lebih lemah atau rusak.

6. Pengujian Split Tensile Strength

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan tarik beton, yang juga penting untuk memahami karakteristik material beton.

  1. Pengambilan Sampel:

    • Ambil sampel beton silinder yang telah melalui proses curing.
  2. Proses Pengujian:

    • Letakkan sampel di mesin uji tarik.
    • Berikan beban secara merata di sepanjang garis tengah silinder hingga sampel retak.
  3. Perhitungan Kekuatan Tarik:

    • Kekuatan tarik beton dihitung berdasarkan gaya yang dibutuhkan untuk memecahkan sampel dan luas permukaan retakan.

Kesimpulan

Mengukur mutu beton adalah proses penting yang melibatkan berbagai metode untuk memastikan beton yang digunakan memenuhi standar kekuatan dan ketahanan yang dibutuhkan. Metode-metode seperti pengujian kuat tekan, slump test, pengujian kepadatan, pengujian ultrasonik, pengujian hammer rebound, dan pengujian split tensile strength semuanya memberikan informasi berharga tentang kualitas beton. Dengan melakukan pengujian yang tepat dan sesuai, kita dapat memastikan bahwa beton yang digunakan dalam konstruksi akan memberikan performa yang optimal dan tahan lama.