Blog

Selamat memperingati Hari Raya Waisak, Berikut Arsitektur Candi Borobudur Yang Kokoh Sampai Saat Ini

20 May, 2024

Candi Borobudur adalah salah satu mahakarya arsitektur dan kebudayaan dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, candi ini adalah contoh luar biasa dari seni dan arsitektur Buddha yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Gaya arsitektur Candi Borobudur sangat khas dan penuh makna simbolis, mencerminkan pandangan kosmologi Buddha dan seni arsitektur kuno Jawa. Berikut adalah uraian tentang gaya arsitektur Candi Borobudur.

1. Struktur Berundak (Punden Berundak)

Candi Borobudur dibangun dalam bentuk struktur berundak atau teras berundak, yang dikenal dengan sebutan punden berundak. Struktur ini terdiri dari sembilan tingkat: enam tingkat berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat teratas berbentuk lingkaran. Di puncak candi terdapat stupa utama besar.

Kelebihan:

  • Simbolisme Kosmologi: Struktur berundak melambangkan tingkatan dalam ajaran Buddha, dengan bagian bawah candi melambangkan dunia hasrat (Kamadhatu), bagian tengah melambangkan dunia rupa (Rupadhatu), dan bagian atas melambangkan dunia tanpa rupa (Arupadhatu).
  • Stabilitas Bangunan: Struktur bertingkat ini memberikan kestabilan yang lebih baik pada bangunan candi, terutama di wilayah yang rawan gempa seperti Jawa Tengah.

2. Relief dan Hiasan

Candi Borobudur dihiasi dengan ribuan panel relief yang menceritakan berbagai cerita, termasuk kehidupan Siddhartha Gautama (Buddha) dan ajaran-ajarannya. Relief ini diukir dengan detail yang sangat halus dan dipahat pada batu andesit.

Kelebihan:

  • Cerita Visual: Relief-relief ini berfungsi sebagai cerita visual yang mendidik pengunjung tentang ajaran Buddha dan cerita-cerita moral lainnya.
  • Seni yang Indah: Keindahan dan kehalusan ukiran relief menunjukkan tingkat keahlian seniman Jawa pada masa itu.

3. Stupa

Stupa adalah elemen penting dalam arsitektur Candi Borobudur. Selain stupa utama di puncak, terdapat 72 stupa kecil berbentuk lonceng yang tersebar di tiga teras melingkar bagian atas. Setiap stupa kecil ini memiliki lubang-lubang berlian atau persegi, dan di dalamnya terdapat patung Buddha.

Kelebihan:

  • Simbol Pencerahan: Stupa melambangkan pencerahan dan kebijaksanaan Buddha, menjadi pusat meditasi bagi para biksu dan pengunjung.
  • Desain Unik: Lubang-lubang pada stupa memungkinkan cahaya masuk, menciptakan efek visual yang menarik dan simbolis dari penerangan spiritual.

4. Patung Buddha

Candi Borobudur memiliki sekitar 504 patung Buddha yang tersebar di sepanjang bangunan. Patung-patung ini ditempatkan di dalam relung-relung dan di dalam stupa.

Kelebihan:

  • Representasi Spiritual: Patung-patung Buddha menggambarkan berbagai mudra (gestur tangan) yang memiliki makna spiritual berbeda, seperti mudra meditasi, pengajaran, dan perlindungan.
  • Simbol Kedamaian: Kehadiran patung-patung ini menciptakan suasana kedamaian dan ketenangan, sesuai dengan tujuan spiritual candi.

5. Penggunaan Batu Andesit

Candi Borobudur dibangun menggunakan batu andesit, sejenis batu vulkanik yang kuat dan tahan lama. Batu ini dipahat dengan presisi tinggi dan disusun tanpa menggunakan perekat, hanya mengandalkan kuncian antar batu (interlocking).

Kelebihan:

  • Ketahanan: Batu andesit memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap cuaca dan gempa.
  • Teknologi Konstruksi: Teknik penyusunan batu tanpa perekat menunjukkan tingkat teknologi konstruksi yang maju pada masa itu.

6. Desain Simetris

Candi Borobudur dirancang dengan simetri yang sempurna, mencerminkan harmoni dan keseimbangan dalam arsitektur Buddha. Setiap sisi candi memiliki panjang dan lebar yang sama, dengan stupa utama di tengah sebagai pusat simetris.

Kelebihan:

  • Keindahan Estetika: Desain simetris memberikan keindahan visual dan harmoni yang memuaskan mata.
  • Simbol Kesempurnaan: Simetri dalam arsitektur mencerminkan kesempurnaan dan keseimbangan yang dicari dalam ajaran Buddha.

7. Tangga dan Lorong

Candi Borobudur memiliki tangga dan lorong yang menghubungkan setiap tingkat. Tangga-tangga ini dirancang untuk mengarahkan pengunjung berjalan searah jarum jam (pradakshina) saat naik ke puncak candi.

Kelebihan:

  • Perjalanan Spiritual: Lorong dan tangga melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan, dengan setiap langkah membawa pengunjung lebih dekat ke stupa utama di puncak.
  • Pengaturan Ritual: Desain ini memungkinkan pengunjung untuk melakukan ritual pradakshina, yang merupakan bagian penting dari praktik Buddha.

Kesimpulan

Candi Borobudur adalah contoh luar biasa dari keindahan dan kejeniusan arsitektur kuno. Gaya arsitekturnya yang unik mencerminkan tidak hanya keahlian teknis tetapi juga kedalaman spiritual dan filosofis dari kebudayaan Buddha. Dari struktur berundak hingga relief yang halus, setiap elemen candi ini dirancang dengan makna dan tujuan yang mendalam. Sahabat Masterindojaya, memahami keunikan dan kelebihan gaya arsitektur Candi Borobudur memberikan kita apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya dan spiritual yang luar biasa ini.